Padang, Rabu 3 September 2025 | Suasana aula SMA Negeri 12 Padang siang itu mendadak penuh canda tawa. Ratusan siswa yang semula duduk serius tiba-tiba riuh ketika seorang teman mereka, Alza Melta, mengangkat tangan dan bertanya dengan polos: “Bu, kalau pakai knalpot standar racing boleh tidak?”
Pertanyaan sederhana itu sontak mencairkan suasana. Alih-alih menegur, IPTU Annisa Pricilia, S.Tr.K., M.T, yang memimpin sosialisasi tertib lalu lintas tersebut, justru tersenyum hangat sebelum menjawab dengan bahasa yang mudah dimengerti.
“Tidak ada istilah standar racing. Yang ada hanya knalpot ber-SNI. Kalau ingin aman, nyaman, dan tidak menimbulkan masalah di jalan, gunakan knalpot sesuai aturan. Ingat, aturan dibuat untuk melindungi kita, bukan membatasi kita,” ujarnya penuh humanisme.
Jawaban itu disambut tepuk tangan meriah dan tawa ringan dari para siswa. Momen kecil ini menjadi bukti bahwa polisi lalu lintas bisa hadir sebagai sahabat, bukan sekadar penegak hukum.
Sosialisasi dengan Sentuhan Humanis
Kegiatan sosialisasi ini digelar oleh Ditlantas Polda Sumatera Barat melalui IPTU Annisa Pricilia bersama AIPDA Jamhur dan Brigadir Arif Budiman. Tujuannya, menanamkan budaya disiplin dan keselamatan lalu lintas sejak dini kepada generasi muda.
Dalam pemaparannya, IPTU Annisa menegaskan pentingnya kesadaran kolektif dalam berkendara.
“Pelanggaran lalu lintas bukan hanya soal melawan aturan, tapi juga ancaman bagi keselamatan jiwa. Keselamatan itu bukan pilihan, melainkan kebutuhan,” tegasnya dengan nada bersahabat.
Tidak hanya memberi materi, para personel Ditlantas juga mengajak siswa berdiskusi, mendengarkan pengalaman mereka di jalan, hingga memberi contoh nyata kasus kecelakaan akibat kelalaian kecil.
Pesan Inspiratif dari Jajaran Ditlantas
AIPDA Jamhur menekankan bahwa kecelakaan lalu lintas bisa menimpa siapa saja, kapan saja.
“Stop pelanggaran, stop kecelakaan. Jangan sampai kita baru sadar pentingnya aturan setelah ada nyawa yang melayang,” ujarnya penuh peringatan.
Sementara Brigadir Arif Budiman menjelaskan makna penting Surat Izin Mengemudi (SIM).
“SIM bukan sekadar kertas izin. Itu bukti bahwa seorang pengendara sudah layak, paham aturan, dan siap bertanggung jawab di jalan,” katanya.
Apresiasi Dirlantas Polda Sumbar
Dirlantas Polda Sumbar, Kombes Pol. H.M. Reza Chairul Akbar Sidiq, S.H., S.I.K., M.H, mengapresiasi pendekatan humanis yang ditunjukkan jajarannya. Menurutnya, penyampaian edukasi dengan bahasa ramah lebih mudah diterima oleh generasi muda.
“Kami ingin siswa merasa dekat dengan polisi. Sosialisasi ini bukan sekadar memberi pengetahuan, tapi juga menumbuhkan rasa percaya bahwa keselamatan adalah tanggung jawab bersama,” tegasnya.
Siswa Merasa Didekati dengan Cara Berbeda
Bagi siswa seperti Alza Melta, pengalaman ini sangat berkesan.
“Saya jadi tahu kalau yang diakui hanya knalpot SNI. Ternyata polisi bisa menjawab dengan sabar, tidak marah, malah menjelaskan dengan ramah. Itu membuat kami merasa dihargai,” ungkapnya.
Sosialisasi kemudian ditutup dengan ikrar bersama antara siswa dan jajaran Ditlantas Polda Sumbar untuk menjadi pelopor keselamatan berlalu lintas, sekaligus mengingatkan bahwa keselamatan adalah budaya yang harus dijaga setiap saat.
TIM RMO